![]() |
Gambar ilustrasi google |
BERITOKI.COM | Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar terus menekan jumlah kasus perceraian di Jabar yang sempat tinggi akibat pendemi covid-19.
Salah satu cara menekan jumlah kasus perceraian yakni menggalakan kembali 8 fungsi ketahanan dalam keluarga mulai dari,fungsi agama, reproduksi, budaya, ekonomi, cinta kasih, perlindungan, pendidikan hingga lingkungan keseluruh kota kabupaten di Jabar
“Delapan fungsi ini menjadi satu kekuatan untuk jadi keluarga yang berketahanan,” ujar, Kepala BKKBN Jabar, Uung Kusmana, Kamis (3/9/2020).
Namun, lanjut, kata Uung di dalam dinamika keluarga memang banyak hal-hal yang menjadi satu bentuk tantangan dan peluang terjadi miskomunikasi di dalam anggota keluarga terlebih dimasa pandemi Covid-19.
“Masa Covid-19 tantangan yang luar biasa yang harus dihadapi bersama-sama dengan silih asah, silih asuh silih asih silih wagikeun untuk masyarakat Jawa Barat agar menjadi keluarga yang berkualitas,” jelasnya.
Menurutnya, Pernikahan dan soal perceraian tidak dikehendaki oleh semua pihak termasuk BKKBN yang mendapat wewenang untuk mensosialisasikan tentang keluarga yang berketahanan.
Berdasarkan, Laporan pihahnya mencatat angka gugatan perceraian di Jabar mencapai 55.876 per Agustus 2020. Jika dibandingkan periode yang sama di 2019, ada kenaikan gugatan perceraian diangka 10 hingga 20%.
“Ini adalah tanda yang luar biasa sehingga BKKBN untuk terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi antar anggota keluarga dalam rangka mempertahankan keluarga yang berketahanan,” tandasnya. (red)