![]() |
Juru Bicara F-PKB Ratna Juwita Sari saat menyerahkan pandangan F-PKB, kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2020).Foto : Azka/Man
|
Dalam pidatonya di hadapan Rapat Paripurna DPR RI yang berlangsung di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2020), Ratna mengatakan bahwa dari tujuh indikator asumsi makro yang telah disepakati Pemerintah bersama DPR RI dalam proses penetapan APBN TA 2019 ternyata hanya tiga indicator yang bisa mencapai target. Ia menyatakan bahwa tren melesetnya beberapa target pencapaian indicator makro ekonomi di Indonesia dari tahun ke tahun ini harus disikapi oleh Pemerintah dengan serius dan berhati-hati.
“Sehingga tidak mengganggu optimalisasi pelaksanaan kebijakan fiskal yang diimplementasikan dalam APBN setiap tahun. Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 tercatat sebesar 5,02 persen, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut belum memenuhi target pada APBN TA 2019. Pertumbuhan masih ditopang oleh komponen konsumsi yang berkontribusi sebesar 2,73 persen,” jelasnya.
Anggota Komisi VII DPR RI ini menjelaskan bahwa selama ini perlambatan pertumbuhan ekonomi paling besar disebabkan oleh menurunnya komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Menurut catatan F-PKB, dimana pada tahun 2018, PMTB berkontribusi sebesar 2,16 persen sedangkan di tahun 2019 PMTB hanya berkontribusi sebesar 1,47 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. (hms)
